Ruteng, RF- Anda bingung mencari tempat untuk menghabiskan waktu liburan? Jangan khawatir, alam persawahan salah satu tempat alternatifnya.

Panorama alam persawahan tentu saja bisa memanjakan mata Anda. Apalagi pemandangannya yang indah dan kawasannya sangat sejuk, tentu menambah deretan sensasi liburan Anda.

Salah satu tempat yang belum jamak dikunjungi saat ini adalah persawahan Lingko Bea Reda. Lokasinya berada di Desa Tengku Lawar, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

Hamparan petak sawah milik warga Kampung Rawang yang berlokasi di Jembatan Wae Naong, perbatasan Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur itu mengelilingi pondok-pondok beragam bentuk.

Persawahan Lingko Bea Reda yang berlokasi berada di Desa Tengku Lawar, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (Foto: AA)

Berada di daerah terpencil berpadu dengan  suasana sunyi tentu saja menambah deretan daya pikat Persawahan Lingko Bea Reda.

Seperti sawah kebanyakan, di Lingko Bea Reda juga pada-padi menari kesuburan. Selang beberapa saat setelah musim tanam, padi memberi warna hijau yang indah. Angin pun sepo-sepoi bernyanyi indah.

Jika datang di saat para petani sedang mencangkul rezeki, tentu menambah obyek-obyek menarik di lensa kamera Anda saat mengabadikan momen dan kepermaian alam Lingko Bea Reda.

Ditambah lagi deretan gunung dan bukit di sekelilingnya akan menambah keindahan pemandangan alam.

Menariknya, di Lingko Bea Reda Anda juga menemukan persawahan berbentuk jaring laba-laba (spider webs).

Persawahan spider webs ternyata tidak hanya di Lodok Cara atau Lingko Ratung, Kabupaten Manggarai, yang sudah jamak di mata wisatawan. Di sana juga tentu tidak kalah menariknya.

Persawahan berbentuk jaring laba-laba sebenarnya model pembagian sawah sebagai ulayat dalam sistem lingko orang Manggarai.  Titik pusat di tengahnya disebut lodok.

Kali Wae Naong batas Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur (Foto: AA)

Sistem ini, juga punya keterkaitan dan kesamaan dengan konstruksi rumah adat Manggarai. Pembagian lingko dan konstruksi bulat membusur pada atap rumah adat Manggarai melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat di daerah itu.

Jika Anda ingin ke daerah ini, cukup meluangkan waktu 1 jam dengan sepeda motor dari arah Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai. Dengan menggunakan mobil, Anda bisa menghabiskan waktu 1,5 jam perjalanan.

Anda boleh jalan ke utara dari Kota Ruteng hingga tiba di Pagal, ibu kota Kecamatan Cibal. Di sana, Anda belok ke timur menyusuri jalan Pagal-Benteng Jawa. Hanya butuh beberapa menit saja, Anda sudah sampai di Persawahan Lingko Bea Reda.

Jangan lupa bawa bekal, jika Anda ingin betah. Sebab, di sana Anda hanya menemukan satu kios kecil milik warga setempat. [AA]